Punya banyak website dan blog tapi nggak punya waktu buat bikin artikelnya? Sini, biar saya bantu

Mudah! Begini Cara Menulis Esai dan Menjaga Produktivitas Menulis

Kertahui cara mudah menulis esai yang beda dari yang lain dan bagaimana menjaga produktivitas menulismu.
Cara menulis esai
Cara menulis esai

Dalam dunia tulis menulis populer, esai atau esei menjadi salah satu jenis tulisan yang banyak diminati oleh penulis dan pembaca. Terutama esai ringan yang membahas hal-hal ringan dan dekat dengan kehidupan banyak orang. 

Maka buat kamu yang mau belajar menulis atau mencari uang lewat menulis, wajib hukumnya tahu cara menulis esai. 

Ya, saya tahu tak bisa dimungkiri bahwa menulis esai itu susah-susah gampang alias banyak susahnya. Tapi percayakah kamu bahwa itu hanya di awal saja? Karena saya punya teman yang dalam setahun bisa bikin esai lebih dari 100 buah! Bagaimana caranya, ya? 

Tenang, saya akan membagikannya di sini gratis buat kamu~

Cari tahu dulu apa itu esai

Sebelum melangkah lebih jauh, penting buat kamu untuk mengetahui apa yang dimaksud esai. Karena ini akan mempengaruhi mindset yang kamu punya. 

Serius, loh. Saya sendiri sudah mengalaminya. 

Sekitar satu tahun yang lalu saya selalu berpikir bahwa esai adalah tulisan yang berisi opini dan pemikiran penulis tentang suatu isu serius yang muncul di sekitarnya. Misalnya tentang masalah Pemilu, narkoba, sosial budaya, pendidikan, atau ekonomi. 

Hasilnya, saya tidak bisa produktif menulis karena kemampuan membangun opini yang cetek. 

Lalu semua berubah setelah saya memberanikan diri menulis di Terminal Mojok, User Generated Content milik Mojok.co yang sedang naik daun belakangan ini. Di situ, saya menemukan esai-esai yang ringan dan membahas isu-isu remeh di sekitar penulisnya. 

Namun, pikiran bahwa esai adalah tulisan yang berat kadang-kadang masih muncul. Dan akhirnya buku Inilah Esai dari Muhidin M. Dahlan benar-benar menghilangkan pikiran itu. 

Gus Muh, panggilan akrab Muhidin M. Dahlan, menulis dalam buku tersebut bahwa esai adalah tulisan yang "bukan-bukan" dan sifatnya lentur. 

Artinya esai bisa jadi tulisan yang serius atau tulisan jenaka seperti yang ada di kolom "Esai" Mojok.co.

Setelah itu, saya mulai berani menulis banyak hal yang ada di sekitar kehidupan saya. Salah satunya cerita tentang kenangan masa kecil saya bersama almarhumah nenek. 

Nah kalau kamu mempunyai pikiran seperti saya dan berpikir bahwa menulis esai itu sulit. Sebaiknya hilangkan pikiran itu, karena justru itu yang menghambat produktifitasmu dalam menulis. 

Mulai lah mempercayai bahwa menulis esai itu mudah dan menyenangkan. 

Ide dan angle yang menarik adalah kunci

Sekarang kamu sudah mempunyai pikiran bahwa menulis esai itu mudah. Namun saya ingatkan bahwa mudah bukan berarti tidak ada kesulitan di dalamnya. 

Jujur saja, buat saya yang paling sulit dalam menulis esai adalah menemukan ide dan angle yang menarik, padahal ini adalah kunci agar esai kita dibaca banyak orang. 

Mengapa seperti itu, ya? 

Well, di jaman media sosial dan teknologi seperti sekarang banyak hal yang bisa dilakukan dengan mudah, salah satunya adalah menyampaikan opini. 

Kita bisa beropini di media sosial, platform menulis gratis seperti Medium, Qureta, Kaskus, Kompasiana, dan lain sebagainya. 

Hal ini pada akhirnya menyebabkan banyak opini serupa yang muncul di internet. Artinya, bisa jadi opini akan kamu tuangkan dalam tulisan sudah banyak diketahui oleh calon pembaca. 

Kalau begitu, apa yang menarik dari tulisanmu dong? Tidak ada sama sekali. Malah besar kemungkinan tulisanmu hanya dibaca oleh sedikit orang dan tentunya kamu tidak mau hal ini terjadi. 

Oke, oke, mungkin terlalu sulit untuk mencari ide tulisan yang beda dari yang lain karena sekarang kadang-kadang isu yang muncul di media sosial dan kehidupan pribadi itu sama. 

Artinya, bisa jadi kamu dan tiga orang temanmu yang lain memikirkan satu isu dalam waktu yang sama, misalnya isu Pilkada serentak empat hari lagi. 

Untuk menyiasati hal ini, angle yang menarik menjadi jawabannya. Ide boleh sama, tapi angle bisa tidak dan ini serius. 

Ambil contoh kamu dan seorang temanmu ingin menulis tentang Pilkada. Suatu hari dia bilang padamu bahwa dia akan menulis tentang keceroboohan pemerintah yang tetap melaksanakan Pilkada di tengah kasus aktif COVID19 yang terus bertambah. 

Untuk membuat tulisanmu berbeda dengan temanmu, kamu bisa menulis tentang bagaimana perbedaan Pilkada saat pandemi dengan Pilkada dua tahun yang lalu, misalnya. Seperti itu saja sudah berbeda, kan? 

Lalu bagaimana jika ternyata sudah ada orang yang menulis tentang perbedaan tersebut? 

Mudah saja. 

Kamu bisa membuat tulisan yang memparodikan tulisan orang tersebut. Buat tulisan yang berisi perbedaan-perbedaan "nyeleneh" dan berbeda. 

Dengan begitu, tulisanmu menjadi lebih menarik dan punya nilai lebih dari tulisan orang lain. Ya kan? 

Kirim ke media online untuk menguji esai yang sudah kamu tulis

Hal terakhir yang bisa kamu lakukan adalah mengirimkan tulisanmu ke media online agar kamu jadi tahu kualitas esaimu. 

Anggap saja media itu sebagai "guru tidak langsung" atau "guru gratis" yang kamu temukan di suatu tempat. wkwkwk. 

Ibarat seorang siswa yang membutuhkan ujian untuk menguji pengetahuannya, kamu juga harus mencari ujian untuk menguji esaimu. 

Karena bisa jadi esai yang menurutmu sempurna, sangat bagus itu justru tidak layak dibaca oleh banyak orang menurut redaktur media online. 

Kalau sudah begitu, tugasmu selanjutnya adalah menulis esai lagi dan harus yang layak dibaca oleh banyak orang. 

Lagipula jika tulisanmu tayang di media online, kamu juga bisa mendapat penghasilan plus membangun portofolio, ya kan? 

Di sisi lain, kamu juga bisa membangun mental baja yang antipenolakan dan antikesedihan. wkwkwk. 

Selesai sudah tulisan soal cara menulis esai ini, semoga bisa membantu membuatmu menjadi lebih produktif dalam menulis esai dan menghasilkan cuan dari internet! Sampai jumpa di artikel berikutnya, kawan. 

Content Writer, Penjaga Toko Buku Daring, Wibu Full Time.