Punya banyak website dan blog tapi nggak punya waktu buat bikin artikelnya? Sini, biar saya bantu

Penjaga Warnet, Cita-cita yang Hilang Tergerus Zaman

Pada tahun 2007 sampai 2009, benih-benih kemajuan teknologi sudah tumbuh dan berkembang di Ciamis. Saya yang saat itu baru mulai masuk SMP, jadi akrab dengan komputer, internet, media sosial, dan tentu saja warnet. 

Biar bagaimanapun, warnet dengan segala fungsinya menjadi trend di kalangan abg seperti saya. 

Nggak heran kalau dulu saya bisa menghabiskan malam minggu di warnet--sesuatu yang kalau dipikirkan lagi, cukup suram juga. 

Gimana nggak suram, ketika orang lain pergi kencan ke alun-alun bersama pacar atau motoran muterin Ciamis sambil ngegombal, saya malah asik mantengin layar komputer. 

Kesuraman ini berlangsung selama kurang lebih tiga tahun. Dari jaman Friendster (FS) sampai dengan Facebook (FB). 

Pas FS lagi hype banget, saya bisa menghabiskan enam jam buat ngutak-ngatik layout halaman profil, nambahin lagu, atau sekadar balesin komentar. 

Pokoknya Google, Primbon, dan ratusan blog abal-abal saya buka demi mencari inspiresyen. 

Saya ingat pernah mendownload ratusan gambar naruto versi chibi untuk dijadikan koleksi album foto di profil FS. Beberapa di antaranya saya jadikan latar belakangnya. 

Dan semua itu, saya lakukan secara otodidak, mengingat pelajaran komputer di sekolah nggak pernah sekali pun membahas tentang FS.

 Modalnya cuma rajin baca dan mau praktik langsung. 

Saya pikir kita semua harus mengucapkan terima kasih kepada manusia pintar yang mampu membuat komputer sedemikian rupa sampai bisa dipelajari dengan amat sangat mudah oleh remaja berusia 13 tahun saja belum. 

Coba kamu bayangkan, saat banyak hal masih dilakukan dengan manual, internet belum semudah dan secepat saat ini, hp juga masih jadi barang eksklusif, saya bisa mempelajari komputer dengan cepat secara otodidak. 

Tanpa buku panduan atau pengetahuan dari sekolah. 

Sekitar tahun 2008, FB membawa dunia sosial media menuju tahap selanjutnya. Mulai dari tampilan yang nggak kaku, sampai dengan fitur live chat, notifikasi, dan permainan ada di FB. FS mana punya yang seperti itu. 

Maka wajar rasanya jika banyak abg seusia menggandrungi FB.

Aktivitas yang saya lakukan saat main FB juga berbeda dengan saat main FS. Di FB, saya lebih banyak berinteraksi dengan manusia secara langsung. 

Saling membalas pesan di wall FB--namanya dulu wall to wall--lalu chatting-an, sampai dengan main gim bareng. 

Lebih dari itu, FB juga menyediakan interaksi lain berupa like. Saya pernah berada di fase sangat mementingkan like, sampai pernah hanya mau membuat status yang berisikan kutipan cinta atau motivasi, atau potongan lirik lagu bahasa inggris. 

Saya juga pernah serius belajar edit foto menggunakan photoshop demi bisa memposting foto yang e-s-t-e-t-i-k. 

Dulu kan kamera hp belum secanggih sekarang. Belum ada tuh yang namanya Megapixel-Megapixel-an. Semua kamera HP masih VGA dengan hasil buram dan banyak semutnya ._.

Maka photoshop lah yang berjasa membuat foto buram itu menjadi lebih enak dipandang. Dengan menambahkan sayap, bulan, atau mengganti latar belakangnya. 

Lagi-lagi, saya belajar photoshop secara otodidak berbekal tutorial di google dan praktik langsung.

Dengan kemudahan seperti itu, nggak heran jika kemudian saya ingin bekerja menjadi penjaga warnet. Ya gimana ya, penjaga warnet itu kan kerjanya nungguin warnet sambil mantengin layar komputer. 

Artinya, jika saya menjadi penjaga warnet, saya bisa ngulik apa saja, selama mungkin, tanpa harus membayar. Malah dibayar ya. wkwkwk Anggap saja ini adalah pekerjaan idaman saya saat itu. 

Tapi karena emang dasarnya saya nggak memikirkan uang saat sekolah dulu, keinginan ini nggak pernah berubah menjadi kenyataan. 

Saya memang masih main ke warnet, download lagu atau nontonin video youtube, tapi bukan sebagai penjaga warnet. Padahal, seingat saya, eksistensi warnet di Ciamis masih terasa sampai tahun 2015 atau sekitar 7-8 tahun, lah. 

Sekarang, saat semua teknologi ada di genggaman tangan saya, warnet sudah kehilangan pamornya. Di pusat kota Ciamis sendiri hanya ada dua warnet yang masih bertahan. Itu pun goyah dipukul pandemi berkepanjangan. 

Dan saya sampai sekarang masih belum mempunyai pekerjaan tetap. Kadang, saya berandai-andai era kejayaan warnet bertahan sampai saat ini dan saya bisa mendapatkan pekerjaan impian di waktu abg dulu.

Content Writer, Penjaga Toko Buku Daring, Wibu Full Time.