Punya banyak website dan blog tapi nggak punya waktu buat bikin artikelnya? Sini, biar saya bantu

When You're Gone #10: Cerita di Balik Tiga Mei

Hari ini, tepat sebelas tahun yang lalu, aku dan kamu resmi menjadi kita. Sejak saat itu, setiap tanggal 3 Mei akan selalu menjadi hari istimewa untuk ku. 

Aku menjadikan tanggal ini sebagai banyak hal dalam hidupku dan kupikir kamu juga seperti itu dulu. Ya kan?

Tadi pagi, setelah sahur aku sengaja berseluncur di google untuk mencari fragmen memori tentang kita. Kamu ingat, sepuluh tahun lalu, saat kita sedang dimabuk cinta, kita membuat banyak blog yang di dalamnya ada tulisan tentang aku dan kamu; tentang kita.

Aku tidak tau dengan pasti apa yang membuat kita begitu antusias mengabadikan perjalanan asmara kita dalam blog—yang pastinya dapat dibaca banyak orang. 

Mungkin dulu kita memang senang mengungkapkan perasaan lewat tulisan daripada bicara langsung, mungkin juga karena dulu media sosial belum semasif sekarang.

Oh ya, kamu harus tau, tadi aku menemukan tulisanmu tentang kita. Tulisan itu ditulis tanggal 3 Maret 2011, artinya saat usia hubungan kita masih 10 bulan. 

Di mana kita sedang sangat dimabuk asmara. Dalam tulisan itu, kamu menceritakan bagaimana awalnya kita bertemu dan bagaimana perasaanmu saat aku mendekatimu di sekolah dulu. 

Aku tersenyum kecil membacanya, ternyata kita memang pernah menjadi budak cinta sejati. Di akhir tulisan itu, kamu mengcopas cukup banyak sms ucapan anniversary yang kita kirim. 

Kamu ingat kan dulu kita selalu mengirimkan ucapan perayaan di tanggal 3 setiap bulannya.

Sekarang giliranku untuk menceritakan bagaimana kisah PDKT kita di sekolah dulu. Ya aku tau, memang sudah terlalu basi untuk saat ini, toh kita pun sudah tidak bersama lagi. 

Tapi aku tetap akan menuliskannya. Mungkin sebagai bagian dari proses mengikhlaskanmu atau bisa juga karena aku hanya ingin mengenamu; mengenang tentang kita sedikit lebih banyak.

Jika kamu membaca tulisan ini, kusarankan sambil mendengarkan lagu Melebur Semesta dari Sal Priadi. Karena lagu ini juga yang menemaniku mengingatmu. 

Aku membayangkan kita mendengarkan lagu ini bersama-sama di tempat favorit kita berdua.

Aku tidak tau tepatnya kapan, yang kuingat aku mengenalmu dari temanku. Awalnya memang temanku yang mendekatimu dan mencoba mendapatkan hatimu. 

Lagipula saat itu aku masih memiliki pacar—yang satu kelas dengan temanku itu. Namun karena aku senang menjadi teman curhat siapa saja, saat itu kita berkomunikasi lewat inbok Facebook. 

Membicarakan banyak hal, khususnya progress pendekatan antara kamu dan temanku.

Aku tidak mempunyai perasaan padamu awalnya, namun kebiasaan berkomunikasi denganmu menimbulkan perasaan cinta begitu saja. 

Mungkin benar apa yang orang bilang soal cinta tumbuh karena terbiasa. Aku mulai tidak bisa melupakanmu. 

Dan brengseknya aku saat itu, aku bisa melupakan pacarku dan bahkan merasa biasa saja saat ketauan mengucapkan rindu padamu. 

Akhirnya justru kamu yang diserang olehnya. Namun aku yang keras kepala ini tidak memedulikan hal itu, dan tetap mendekatimu. Bahkan aku memutuskan pacarku agar bisa mendapatkan hatimu.

Dan hey, itu terbukti kan? Kita jadian, meski dengan cara yang agak konyol. Aku ingat semuanya diawali dengan dua kata “aa kangen” yang kukirim di inbok Facebook. 

Sejak itu, kita mulai berani menunjukan perasaan kita masing-masing. 

Kalau tidak salah ingat, sudah sejak bulan Maret 2010 kita melakukannya. Dan saat 3 Mei, setelah pulang sekolah, momen konyol-memalukan-membahagiakan itu terjadi. 

Aku meminjam hp temanku saat itu, lalu mengirimkan sms yang kurang lebih intinya seperti ini: gimana, kita lanjut apa nggak?

Memang dasar kita sudah sama-sama ada perasaan, kamu menerimaku dan kita resmi jadian. Sejak saat itu, kita makin intens inbokan di Facebook. 

Mau bagaimana lagi, kelas 9 SMP aku belum punya hp. 

Kalau mau inbokan pun harus sengaja pergi OL ke warnet. Biasanya aku menghabiskan waktu 2 jam di warnet, membuka facebook, main game sambil inbokan.

Mungkin dulu, usahaku itu bisa dianggap cukup besar. Mengingat hp, media sosial, dan internet belum mudah didapatkan seperti sekarang. 

Makanya kita berdua merasa cukup meski hanya berkomunikasi sebentar. Ditambah kita masih satu sekolah, yang tentu saja sangat memudahkan kita untuk bertemu. Ya kan?

Sayangnya, itu tidak bertahan lama. Karena bulan Juli aku sudah masuk SMA dan kamu masih kelas 2 SMP. Tapi kamu ingat kan bagaimana aku mencintaimu dulu? 

Aku bisa bolos sekolah hanya untuk bertemu dan menghabiskan waktu sepanjang hari di rumah mu saat kamu libur UN. 

Aku juga bisa kabur dari sekolah hanya untuk datang ke acara di SMP dan menemanimu. Seingatku, rekor terlama aku bolos sekolah untuk pacaran itu satu minggu.

Pernah, satu waktu di hari sabtu, aku janjian bersama teman-temanku untuk datang ke SMP. Aku lupa saat itu sedang ada acara apa, namun yang jelas aku kabur dari sekolah karena di sekolah sedang jam pengembangan diri di mana setiap murid harus mengikuti ekstrakulikuler sampai waktunya pulang. 

Kita pacaran di bawah tangga yang ada di depan kelasmu.

Saat kamu lulus dan perpisahan, aku sedang Praktek Kerja Lapangan. Di jam kerja, aku memaksakan diri datang ke SMP untuk menemanimu melewati rangkaian acara perpisahan. 

Saat itu, ada seorang guru yang mengejek kita dengan “beauty and the beast” versi SMP kita. Aku hanya bisa tertawa saat mendengarnya darimu. 

Biar bagaimanapun, apa yang dikatakan guru itu benar adanya hahaha.

Saat kamu masuk ke SMA, aku sudah duduk di kelas 12. Di mana teman-temanku di SMA mu menjadi senior tertinggi dan aku bisa bebas menitipkanmu pada siapa pun. 

Biar bagaimanapun, aku tak ingin kamu tersiksa di masa-masa Ospek yang kejam dulu. 

Oh ya, apa kamu ingat saat aku sengaja datang ke tempat perkemahan pramuka mu di malam hari untuk memastikan kamu baik-baik saja? 

Aku bermain gitar tepat di depan tendamu saat itu.

Kita juga pernah bolos bersama saat ada acara di SMA mu dulu, ya kan?

Semua itu kupikir adalah bentuk usahaku untuk menghangatkan hubungan kita. Tadi pagi aku kembali dengan pertanyaan “bagaimana jika” yang berarti penyesalan. 

Bagaimana jika aku tetap mempertahankan usahaku saat kita kuliah dulu? Bagaimana jika dulu aku rajin datang ke kampusmu untuk menghabiskan waktu bersama? 

Bagaimana jika kita tidak mengandalkan video call untuk melepas rindu? Dan masih banyak bagaimana jika yang lainnya.

Kupikir hubungan kita mulai merenggang saat jarak memisahkan. Biar bagaimanapun, selama 6 tahun kita berada di satu kota, dengan kemudahan untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama. 

Lalu tiba-tiba kita harus dipisahkan oleh jarak serta kesibukanmu sebagai mahasiswa baru dan aku sebagai mahasiswa yang menuju ke semester akhir.

Maaf ya jika aku tidak bisa menuliskan banyak cerita tentang kita di sini. Aku sendiri benci kenapa aku bisa melupakan banyak kenangan tentang kita.

Karena itu, aku memintamu tidak menghapus akun facebook. Bagiku, hanya facebook yang bisa mengingatkanku pada kita berdua yang dimabuk cinta. Pada kita yang sedang hangat-hangatnya.

Happy 11th anniversary, Neng.

Dari aku yang masih merindukanmu.

Content Writer, Penjaga Toko Buku Daring, Wibu Full Time.