Punya banyak website dan blog tapi nggak punya waktu buat bikin artikelnya? Sini, biar saya bantu

Review Anime Violet Evergarden: Anime Tear-Jerker Paling Menyebalkan yang Pernah saya Tonton

Buat kamu yang belum nonton anime Violet Evergarden, sebaiknya siapkan tisu sebanyak-banyaknya. Kenapa? Cari tahu alasannya di sini!
review-anime-violet-evergarden

Setelah Kimi No Nawa-nya Makoto Shinkai rilis, rasanya harapan untuk menyaksikan anime yang mengacak-acak emosi nggak pernah hilang. Meski saya nggak sampai maksain buat nyari, tapi saya selalu berharap bisa merasakan sesak di dada gara-gara kartun doang.

Untungnya, kemarin saya bertemu dengan anime Violet Evergarden. Anime yang diproduksi oleh studio Kyoto Animation ini wajib banget masuk ke dalam daftar anime yang wajib kamu tonton sekali seumur hidup.

Soalnya mungkin bakal sulit menemukan anime lain yang mendekati standar nya.

Memang orang Jepang sangat pintar membawa cerita menyedihkan ke dunia anime, tapi rasanya nggak banyak yang kualitas nya outstanding seperti Violet Evergarden.Bahkan, saya pikir, anime ini sudah “menyebalkan” sejak dari premis nya.

Violet Evergarden, gadis remaja berusia 15 tahunan yang sejak kecil hidup sebagai prajurit, tiba-tiba kehilangan tujuan hidupnya sendiri setelah perang berakhir. Sebagai yatim piatu, dia nggak punya tempat selain di medan perang dan menghabiskan waktu dengan satu perintah ke perintah yang lainnya.

Sejak pertempuran terakhir selesai, Violet sempat koma selama sekitar 100 hari lebih. Saat bangun dari koma, Claudia Hodgins–atasannya–mengajak dia pindah ke keluarga Evergarden untuk dijadikan sebagai anak angkat.

Sayangnya, Violet nggak punya pengalaman hidup sebagai masyarakat sipil, dia hanya tahu cara menyelesaikan misi dengan baik.

Karena itu pula, tawaran menjadi anak angkat keluarga Evergarden harus dia tolak dan keluarga tersebut pada akhirnya tetap menjadi wali Violet.

Dari keluarga Evergarden, Hodgins membawa Violet ke tempat kerjanya, kantor yang menyediakan jasa menulis surat. Pekerjaan penulis suratnya dikenal dengan nama Auto Memory Doll.

Di sinilah Violet kemudian menemukan satu tujuan baru buat hidupnya, yaitu menemukan arti pesan terakhir dari atasannya, Mayor Gilbert.

Akibat tuntutan pekerjaannya, Violet harus bisa menyampaikan perasaan para klien melalui kata-kata agar bisa diterima dengan sempurna oleh penerimanya.

Lewat pertemuan dengan banyak klien, Violet belajar menerima dirinya sendiri sambil menemukan apa yang dia cari.

Premis bajingan yang dikembangkan dengan sangat baik

quote-anime-violet-evergarden

Violet Evergarden, gadis remaja berusia 15 tahunan yang sejak kecil hidup sebagai prajurit, tiba-tiba kehilangan tujuan hidupnya sendiri setelah perang berakhir.

Sebagai yatim piatu, dia nggak punya tempat selain di medan perang dan menghabiskan waktu dengan satu perintah ke perintah yang lainnya.

Sejak pertempuran terakhir selesai, Violet sempat koma selama sekitar 100 hari lebih. Saat bangun dari koma, Claudia Hodgins–atasannya–mengajak dia pindah ke keluarga Evergarden untuk dijadikan sebagai anak angkat.

Sayangnya, Violet nggak punya pengalaman hidup sebagai masyarakat sipil, dia hanya tahu cara menyelesaikan misi dengan baik. Karena itu pula, tawaran menjadi anak angkat keluarga Evergarden harus dia tolak dan keluarga tersebut pada akhirnya tetap menjadi wali Violet.

Dari keluarga Evergarden, Hodgins membawa Violet ke tempat kerjanya, kantor yang menyediakan jasa menulis surat. Pekerjaan penulis suratnya dikenal dengan nama Auto Memory Doll.

Di sinilah Violet kemudian menemukan satu tujuan baru buat hidupnya, yaitu menemukan arti pesan terakhir dari atasannya, Mayor Gilbert.

Akibat tuntutan pekerjaannya, Violet harus bisa menyampaikan perasaan para klien melalui kata-kata agar bisa diterima dengan sempurna oleh penerimanya.

Lewat pertemuan dengan banyak klien, Violet belajar menerima dirinya sendiri sambil menemukan apa yang dia cari.

[Spoiler!] Cerita favorit saya di Violet Evergarden

Jadi guys, anime yang diadaptasi dari novel karya Kana Akatsuki ini sebenarnya merupakan kumpulan cerita potongan kehidupan manusia di era pasca perang.

Ada cerita tentang kakak-adik yang ditinggalkan orang tuanya, cinta bertepuk sebelah tangan, perjodohan keluarga kerajaan, hingga prajurit perang yang mati sebelum mengirimkan suratnya.

Dari semua itu, yang jadi favorit saya adalah cerita tentang seorang ibu yang tinggal bersama anaknya di episode 10.Si ibu ini sakit keras dan ingin menulis surat kepada anaknya sebelum dia meninggal.

Anaknya yang masih kecil berpikir bahwa ibunya jahat karena sisa waktu yang dia miliki justru digunakan buat menulis surat. Sepanjang episode ini, saya ikut merasa kesal pada si ibu.

Kok bisa gitu loh dia milih menulis surat daripada main sama anaknya, tapi saya juga penasaran, sepenting apa surat itu?

Daaaan setelah menahan diri buat nggak mencet tombol fast forward, ending-nya ternyata membagongkan sekali :’)

Content Writer, Penjaga Toko Buku Daring, Wibu Full Time.