Punya banyak website dan blog tapi nggak punya waktu buat bikin artikelnya? Sini, biar saya bantu

Jujutsu Kaisen Memang Overrated

Ada yang bilang anime Jujutsu Kaisen itu overrated. Saya setuju dan ini alasannya.
jujutsu-kaisen-overrated

Kemarin malam di timeline twitter saya muncul sebuah video tentang anime yang overrated. Dalam video wawancara singkat tersebut, orang yang diwawancara bilang bahwa Jujutsu Kaisen termasuk salah satu anime yang overrated itu.

Alasannya karena—menurut narasumber—Jujutsu Kaisen konsepnya “kayak kan kalau Naruto kita ngikutin Ninja ngerti gitu cakra, ninjutsu, taijutsu. Kalau Jujutsu Kaisen tuh kayak sihir kayak Harry Potter tapi Jepang dan kayak nggak jelas”.

Yang bisa saya tangkap dari argument ini adalah konsep kekuatan di JJK nggak jelas karena pakai sihir tapi namanya diambil dari Bahasa Jepang. Atau bisa juga konsep sihir ini nggak nyambung dengan budaya Jepang.

Selayaknya isu-isu lain di twitter, video ini langsung rame dikomentari oleh netizen. Secara garis besar, komentar netizen terbagi jadi dua kubu: setuju dan nggak setuju. Saya ada di kubu yang setuju, tapi alasannya nggak sekadar konsep yang nggak jelas.

Nggak bisa dimungkiri, butuh penjelasan komprehensif untuk membuktikan bahwa Jujutsu Kaisen adalah anime yang overrated. Pertama karena anime ini memang seru buat ditonton, bisa dinikmati banyak orang, dan nggak jelek-jelek amat.

Kedua, rasanya nggak adil menilai suatu karya overrated dengan alasan “nggak jelas” seperti yang disebutkan narasumber tadi. Seenggaknya, kasih alasan yang logis supaya bisa dipahami orang lain.

Apa yang disebut overrated?

Sebelum membahas lebih jauh, sebaiknya kita sepakati dulu apa yang disebut overrated di sini. Secara Bahasa, overrated berarti sesuatu yang dinilai lebih dari tinggi dari seharusnya. Dalam konteks ini, JJK dinilai lebih bagus daripada kenyataannya.

Cambridge Dictionary bilang overrated adalahsomething or someone that is considered to be better or more important than they really are.Karena pengertiannya seperti ini, orang yang mengatakan JJK overrated harus menjelaskan berapa nilai anime ini dan apa alasan dia memberikan nilai tersebut.

Kalau nggak, penilaian yang diberikan jadi kontroversial dan terkesan offended. Padahal penilaian terhadap anime, menurut saya, subjektif sekali karena anime bisa memberikan kesan yang berbeda pada setiap penontonnya.

Buat saya, dalam skala 1 sampai 10, Jujutsu Kaisen layak mendapatkan nilai 7,5. Artinya bagus dan layak ditonton, tapi nggak sampai meninggalkan kesan yang “wah” banget saat ditonton.

Bagaimana Kriteria Anime yang Bagus?

Sepanjang pengalaman saya menjadianime lovers,paling nggak ada beberapa unsur yang bisa dijadikan indicator baik atau buruknya suatu anime. Pertama cerita, lalu karakter, kemudian visual, dan music.

Anime yang bagus, menurut saya, harus punya alur cerita yang menarik diikuti meskipun butuh waktu lama untuk sampai ke akhir ceritanya. Bisa juga ceritanya mengambil perspektif yang berbeda dari anime dalam genre yang sama jadi terasa fresh dan nggak membosankan.

Jujutsu Kaisen masuk dalam genre action yang fokus pada konflik antara tokoh utama dan musuhnya. Konflik di sini, sejauh yang saya pahami, adalah perbedaan ideologi yang kemudian memicu pertarungan antara pengguna kekuatan sihir.

Konflik seperti ini bisa ditemukan dalam banyak anime bergenre action lain yang sudah tayang. Misalnya seperti Hashirama dan Madara yang berseteru gara-gara perbedaan ideologi dalam membangun Konoha.

Jadi cerita Jujutsu Kaisen nggak punya perspektif berbeda dan nggak fresh juga. Tetapi, ceritanya masih seru untuk diikutidalam waktu singkat saja.Kok bisa begitu? Karena jujur saja, ada beberapa kekurangan dalam cara penulisan cerita JJK.

Baca juga: Kombinasi Anya dan Teman Barunya di Spy X Family Season 2 Episode 1

Pertama, nggak terlalu detail. Untuk sekelas Jujutsu Kaisen yang popular dan sepertinya masih butuh waktu cukup lama sampai tamat, ceritanya seringkali bikin bingung. Contohnya saat Arc Shibuya yang sekarang lagi diceritain di anime-nya.

Dulu waktu manga-nya baru masuk ke arc ini, saya sempat bingung menemukan banyak sekali karakter baru yang nggak pernah disebutkan sebelumnya. Anehnya lagi, karakter-karakter baru ini tiba-tiba gelut melawan Yuji dan kawan-kawan yang berusaha menyelamatkan Gojo Satoru.

Bayangkan, baru aja masuk ke arc baru udah harus kenalan sama karakter baru yang nggak jelas asal-usulnya. Namanya nggak pernah muncul sebelumnya karena nggak ada tokoh lain yang mention. Kan bikin bingung banget ya.

Di sisi lain, penulisan ceritanya juga nggak spektakuler banget. Padahal untuk sekelas Jujutsu Kaisen yang punya banyak tokoh, konsep kekuatan rumit, dan alurnya bisa maju bisa mundur, cerita harus ditulis maksimal biar yang nonton nggak sulit mengikutinya.

Udah mah ceritanya bikin bingung, nggak mudah diinget, ditambah lagi saya harus nunggu lama sampai sequel anime-nya rilis. Kalau kaya gini, tiap rilis sequel baru, saya mesti nonton ulang season sebelumnya biar inget ceritanya gimana.

Coba bandingkan dengan Kimetsu no Yaiba yang meski ceritanya kompleks tapi masih mudah diingat. Mau nunggu 3 tahun sampai sequel-nya rilis pun nggak apa, saya masih bisa menggali ingatan tentang Tanjiro yang bertemu dengan Ginyu di awal cerita.

Yang terakhir, terlalu banyak karakter yang biasa saja, termasuk karakter utamanya. Yuji, Kugisaki, dan Megumi kalah jauh dibanding Gojo, Geto, dan Sukuna. Padahal premis awalnya kan soal Yuji yang tiba-tiba masuk ke dunia penyihir gara-gara makan jari Sukuna.

Sudah begitu, character development-nya nggak bagus-bagus banget. Kok Yuji ujug-ujug bisa pake jurus “Black Punch” yang katanya Gojo Satoru pun nggak bisa. Latihan-latihan yang dilewati Yuji dan kawan-kawan rasanya biasa saja.

Beda dengan Naruto, misalnya, yang harus bertapa di Gunung Myoboku sebelum power up jadi Sage, atau Luffy yang latihan sama Rayleigh sebelum menguasai Conqueror Haki. Ya sebenarnya nggak harus ada time skip atau diceritain juga bagaimana cara Yuji latihan, tapi paling nggak kasih spoiler lah dikit-dikit. Biar kita yang nonton nggak bingung-bingung banget.

Untungnya, scene gelut di Jujutsu Kaisen masih seru untuk ditonton. Jadi buat banyak orang detail-detail seperti ini masih bisa dimaafkan. Hanya saja, kalau ini yang jadi satu-satunya kelebihan JJK, Dragon Ball dan Kimetsu no Yaiba masih jauh lebih baik.

Content Writer, Penjaga Toko Buku Daring, Wibu Full Time.