Punya banyak website dan blog tapi nggak punya waktu buat bikin artikelnya? Sini, biar saya bantu

Riset Saya Soal Gimana Caranya Tulisan Bisa Sayang Eh Tayang Di Terminal Mojok

Tips buat kamu yang putus asa gara-gara tulisannya sulit tayang di Terminal Mojok.
terminal-mojok

Tulisan ini didedikasikan untuk kawan-kawan seperjuangan yang sudah mengirim puluhan tulisan tiap hari ke Terminal Mojok sambil berharap bisa tayang, namun ternyata yang tayang justru sponsored article.

Padahal kurang rajin gimana buka Terminal Mojok sambil baca setiap artikelnya. Wkwkwk

Selama ini saya juga penasaran, sebenarnya tulisan seperti apa yang dicari oleh Mojok ini? Kok ya begini, begitu, begono gagal terus.

Pertanyaannya, apakah memang begitu sulit menembus standar website yang masuk 100 ranking Alexa ini?

Nah ini masih jadi misteri, karena nyatanya ada orang-orang seperti Mas Farid dengan 57 artikelnya; Mas Iqbal 58 artikel; atau Mas Seto Wicaksono dengan 205 artikel!

Bayangin 205 Artikel!(update bulan Oktober, 3 tahun kemudian, jumlah artikelnya Mas Seto di Terminal udah hampir 612!).

Jika Terminal Mojok buka sejak tanggal 2 Mei—berdasarkan tulisan yang pertama kali tayang—maka Mas Seto berhasil menanyangkan 1 tulisan setiap harinya.

205 tulisan dibagi 8 bulan, jumlahnya kurang lebih ya segituan-lah.

Baca juga: Mudah! Begini Cara Menulis Esai dan Menjaga Produktivitas Menulis

Lantas, gimana caranya Mas Seto bisa menelurkan 205 tulisan, sedangkan kita untuk menelurkan 10 tulisan saja sudah berdarah-darah. Atau lebih tepatnya, gimana membuat tulisan yang sesuai dengan standar Mojok?

Tadinya nih, saya mau menganalisa semua tulisan Mas Seto, biar lebih mantap aja gitu, mungkin dengan begitu saya jadi tau seperti apa standar tulisan yang “mojok” itu.

Tapi nggak jadi, 205 tulisan kalau dianalisa semua bisa meledak otak saya. Namun, menarik buat dilakukan. Mungkin lain kali lah ya. Saya riset dulu agar supaya mirip tukang nulis profesional.

Saya bahas tulisan saya saja ya, jadi lebih enak dan lebih nyaman kalau harus dijelek-jelekan hehehe. Buat kamu yang rajin bikin tulisan tapi kesulitan nembus benteng “standar” Mojok, saya punya beberapa saran.

Daftar Isi

Ikuti ketentuan penulisan artikel yang ada di Terminal Mojok

Sebelum mengirim tulisan ke Terminal Mojok, ada baiknya kita memahami ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Mojok.

Silahkan buka halaman ketentuan di header atau di footer website ini untuk mengetahuinya.

Paragraf pertama di halaman ketentuan berbunyi seperti ini “Punya ide yang mengendap di kepala? Punya cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik? Punya nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak?”

Berdasarkan paragraf tersebut, ada tiga hal yang harus kita perhatikan sebelum mulai mengirimkan tulisan, bahkan mungkin sebelum mulai menulis.

Pertama Ide yang mengendap di kepala. Menurut aplikasi KBBI V di ponsel saya, ide adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita dan perasaan yang benar-benar menyelimuti pikiran.

Sedangkan mengendap adalah turun dan tertimbun di dasar. Artinya, sebelum menulis kamu harus punya suatu gagasan atau cita-cita yang sudah tertimbun sejak lama dalam kepala dan harus segera dikeluarkan karena kalau nggak, malah kepalamu yang pecah.

Gagasan dan cita-cita itu maksudnya bagaimana? Misalnya nih, kamu ingin memberitahu orang lain kalau cyber bullying itu candu dan dapat menyebar dengan mudah seperti tawa dan kentut.

Dan memang benar sih, semua tulisan saya juga ada cita-cita di baliknya. Entah itu membuat orang-orang lebih peduli tentang nasib orang jelek, atau ingin mengubah cara bermedia sosial netizen kita yang budiman.

Terus gimana kalau nggak punya yang seperti itu? Mari kita coba lihat kalimat keduanya: cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik.

Tulis cerita yang u n i k!

Kuncinya adalah unik, unik berarti tersendiri dalam bentuk atau jenisnya; lain daripada yang lain; tidak ada persamaan dengan yang lain; khusus.

Buat saya, cerita unik di sini sama dengan pengalaman pribadi yang kita punya. Tentang apa saja bebas, nggak ada batasannya.

Yang penting pengalaman pribadi. Rasanya semua tulisan saya juga berdasarkan pengalaman pribadi. Wabil khusus tulisan yang membahas nasib orang jelek di Indonesia.

Terakhir banget nih: nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak. Ini berarti Mojok dengan senang hati menyediakan tempat buat kita menyalurkan hobi favorit kita semua, yaitu gibah!

In other words, menulislah seperti kamu sedang ghibah bersama teman gihbah terbaikmu!

Ketentuan selanjutnya, isi setiap kolom yang ada di halaman Kirim Tulisan dengan baik. Lalu perhatikan juga soal ketentuan format tulisan:

  1. Panjang tulisan minimal 600 kata.
  2. Penulisan judul dengan menggunakan huruf kapital di awal kata.
  3. Panjang setiap paragraf antara 2 sampai 5 baris.
  4. Sebisa mungkin penulis melakukan penyuntingan dasar yakni dengan memperhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, mulai dari tanda baca, besar-kecil huruf, penggunaan istilah asing dan lain sebagainya.
  5. Tidak diperkenankan mengirimkan tulisan yang sudah pernah dimuat dan diterbitkan di media lain.

Sudah untuk tahap pertama, silahkan diperiksa lagi setiap tulisan yang gagal tayang di Terminal Mojok, barangkali ada yang nggak memenuhi ketentuan-ketentuan di atas.

T-tapi gimana kalau udah sesuai ketentuan belum juga tayang?

Nah ini yang seru, karena saya yakin pasti ada baaaaanyaaaaak hal lain yang menjadi standar Mojok sebelum menayangkan tulisan di Terminal-nya.

Bikin judul yang menarik

Berdasarkan pengalaman saya, yang harus diperhatikan adalah: Judul yang menarik. Kamu sudah punya tulisan yang bagus sekali, pemaparan setiap poin nya jelas, bermanfaat, unik, tapi judulnya nggak eye catching? Then you got nothing mate.

Saya pernah mengalaminya kok.

Tulisan saya yang berjudul Bagaimana seharusnya menyontek dilakukan, dalam folder draft di notebook saya judul aslinya adalah Tata Krama dalam mencontek. Tapi sempat gagal tayang, lalu saya edit sedikit, beri judul yang baru dan voila artikelnya tayang!

Sejak itu, judul jadi bagian yang nggak pernah saya sepelekan. Sebagus apapun tulisanmu kalau nggak dibaca sama saja bohong.

Nah judul adalah bagian pertama dari tulisanmu yang dibaca oleh para redaktur.

Yakali harus menyaring setiap tulisan yang masuk secara komprehensif. Cape atuh lur, sok ngabodor wae ah~

Tapi jangan lupa, judul yang bagus tanpa isi yang berkualitas pasti di-skip juga. Jadi intinya, buat tulisan yang berkualitas dengan judul yang menarik.

Perhatikan kualitas artikel

Berkualitas di sini maksudnya, cara penyampaian setiap poin dalam tulisanmu jelas, struktur artikelnya pun runut, nggak loncat-loncat, enak dibaca.

Kenapa saya tahu? Padahal saya pun baru menayangkan 20 tulisan? Ya baca lah di google! Rata-rata membahas ini kok kalau soal tulisan yang “berkualitas”

Atau solusi lainnya yang bisa kamu coba adalah membuat tulisan sepertimbak Aprilia K. Dewi. Saya ingat pernah membaca tulisannya tentang apa saja yang terlewatkan oleh bungkus indomie goreng sejak tahun 90-an sampai 2019.

Coba, siapa yang bakal kepikiran membahas bungkus indomie—yang waktu itu viral—seperti seorang makhluk hidup? Mbak Lia doang sepertinya.

Atau kamu juga bisa bikin tulisan seperti Mas Agus, yang nulis tentang kejadian di sekitar kita. Bahkan pilpres pun jadi lucu di tangan Mas Agus, dengan cara mengaitkannya pada pengalaman sunat blio.

Baca juga: Review Buku Menjadi Penulis: Ngobrolin Kepenulisan Bareng Kepala Suku Mojok

Selain itu, coba baca tulisan Mas Agus tentang prank Pak Prabowo jadi pemenang pemilu di sidang MK, kalau nggak salah ingat saat itu Pak Jokowi lagi ulang tahun. Blio menggabungkan trend perayaan ulang tahun dan prank dengan sidang MK yang sedang panas-panasnya.

Lalu kenapa nggak saya coba? Weee yasudah dicoba lah! Namun terenyata nggak gampang, tapi mungkin kamu bisa. Who knows?

Balas tulisan orang lain yang terbit di Terminal

Selanjutnya, coba bikin tulisan untuk membalas tulisan orang lain. It works somehow! Tulisan saya tentang makan bubur lebih baik diaduk juga itu untuk membalas tulisan yang lainnya.

Beberapa bulan yang lalu, waktu Mojok blunder karena menayangkan tulisan yang kontroversial, Mbak Prima—mantan pemrednya Mojok—pernah bilang Mojok ingin menyediakan tempat buat bertukar pikiran/gagasan/opini melalui tulisan di Terminal.

Lagipula rasanya, nggak banyak tulisan seperti ini di terminal. Coba di cari saja dulu contohnya gimana. Mungkin kamu bisa mengerti maksud saya gimana.

Saran yang terakhir, ini kalau kamu sudah mengirim ratusan tulisan setiap bulan tapi yang tayang kurang dari 10 atau jauh dibawah ekspektasimu, mungkin saran ini sangat berguna buat kamu. Ini jauh lebih mudah, nggak terlalu berat juga buat dilakukan.

Kirim ke tempat lain dan coba lagi

Kamu cukup mengirimkan tulisanmu ke tempat lain. Mungkin Terminal Mojok bukan jodohmu. Saya pernah dengar dari sesepuh di dekat rumah kalau jodoh itu jorok; cle diditu, cle didieu.

Kurang lebih artinya jodoh itu nggak bisa ditebak di mana adanya, ada orang yang pacaran 10 tahun dari jaman SMP tapi nggak bisa menikah.

Ada juga yang nggak sengaja ketemu di satu tempat, lalu menikah.

Intinya, sekeras apapun kamu berusaha buat berjodoh dengan Terminal Mojok, kalau nggak jodoh dari awal ya sudah mau gimana lagi ya kan?

Mungkin jodohmu ada di tempat lain, tersembunyi di antara ratusan halaman THE BIG GOOGLE.

Sekian saran sotoy dari saya, kiranya ada manfaat syukur alhamdulillah, kalau ada kekurangan ya dimaafkan dan diperbaiki. Lumayan kan bisa jadi konten? Wkwkwk

Best of luck for us and happy belated new year!

Jangan lupa bahagia~



---

Artikel ini pertama kali tayang di:Terminal Mojok

Content Writer, Penjaga Toko Buku Daring, Wibu Full Time.